TTW
TTW

Suriah Sasar Sektor Pariwisata untuk Bangun Kembali Perekonomian dan Tarik Wisatawan Global dengan Peluang Wisata Sejarah dan Ekowisata

Senin, Juli 7, 2025

Suriah

Suriah, negara yang telah mengalami konflik selama lebih dari satu dekade, kini beralih ke pariwisata sebagai landasan kebangkitan ekonominya dan keterlibatannya kembali dengan komunitas global. Meskipun perang saudara telah meninggalkan bekas luka yang bertahan lama, Suriah tetap menjadi rumah bagi banyak tempat bersejarah, pantai Mediterania yang menakjubkan, dan peluang penting yang belum dimanfaatkan untuk ekowisata. Dengan pelonggaran sanksi internasional secara bertahap, bersamaan dengan inisiatif lokal dan minat regional untuk berinvestasi di masa depan Suriah, ada tanda-tanda yang menjanjikan bahwa sektor pariwisata dapat membantu mendorong pemulihan pascaperang negara tersebut.

Kekuatan Pariwisata Suriah Sebelum Perang

iklan

Sebelum pecahnya perang saudara Suriah pada tahun 2011, Suriah merupakan destinasi wisata yang populer, yang menarik sekitar 8.5 juta pengunjung setiap tahunnya. Industri pariwisata yang kuat ini menyumbang sekitar \$6.3 miliar setiap tahunnya, menurut data Bank Dunia. Landmark ikonik seperti Palmyra, Kota Tua Damaskus, Benteng Aleppo, dan Busra al-Sham merupakan objek wisata utama, yang menarik pengunjung dari seluruh penjuru dunia. Para ahli memperkirakan bahwa kembali ke tingkat pariwisata sebelum perang dapat secara signifikan meningkatkan perekonomian Suriah, menyediakan sumber daya keuangan yang penting untuk upaya rekonstruksi.

Selain warisan budayanya yang kaya, bentang alam Suriah yang beragam—mulai dari pantai Mediterania yang menakjubkan di Latakia hingga pemandangan yang menakjubkan di puncak Gunung Qasioun—menawarkan banyak peluang untuk wisata ekologi dan tempat rekreasi kesehatan. Pemandangan alam yang beragam ini menempatkan Suriah sebagai daya tarik bagi para petualang dan wisatawan kesehatan, melengkapi daya tarik sejarah negara tersebut.

Strategi Pariwisata yang Direvitalisasi

Pemerintah Suriah tengah berupaya keras untuk memperluas penawaran pariwisatanya di luar tempat-tempat bersejarah yang ikonik. Terinspirasi oleh model regional seperti AlUla di Arab Saudi, yang berhasil memadukan pelestarian warisan dengan pertumbuhan ekonomi, Suriah berupaya membangun sektor pariwisata yang lebih beragam. Negara ini khususnya berfokus pada pariwisata berbasis alam, dengan berbagai aktivitas seperti pendakian berpemandu dan menginap di wisma milik keluarga di dekat Damaskus yang terus meningkat popularitasnya. Prakarsa-prakarsa ini, yang terletak di antara pegunungan hijau Suriah dan cagar alam yang dilindungi, menyediakan landasan yang kokoh bagi ekowisata, tempat peristirahatan kesehatan, dan wisata petualangan.

Keringanan Sanksi dan Meningkatnya Kepercayaan Investor

Pada bulan Mei 2025, Departemen Keuangan AS melonggarkan beberapa sanksi ekonomi yang ketat berdasarkan Undang-Undang Caesar, memberikan lisensi selama enam bulan yang mengizinkan transaksi keuangan tertentu dan menghapus Bank Sentral Suriah dari daftar sanksi. Uni Eropa mengikuti langkah tersebut, dengan melonggarkan pembatasan di sektor-sektor utama seperti energi, transportasi, dan perbankan. Pergeseran ini telah menghasilkan optimisme yang meningkat di kalangan investor, dengan perusahaan-perusahaan seperti SunExpress—kolaborasi antara Lufthansa dan Turkish Airlines—yang menunjukkan minat untuk memulai penerbangan ke Suriah, bergantung pada perolehan izin keamanan dan teknis yang diperlukan.

Karena negara tersebut ingin meningkatkan sektor pariwisatanya, keterlibatan sektor swasta menjadi sangat penting. Dengan mempertimbangkan pemulihan ekonominya, Suriah melihat pariwisata sebagai sumber mata uang keras yang penting untuk menstabilkan ekonominya. Dalam jangka panjang, negara tersebut berharap untuk memanfaatkan warisan dan daya tarik alamnya untuk menarik wisatawan regional dan pengunjung internasional.

Investasi dalam Restorasi dan Rekonstruksi

Suriah juga berfokus pada pemulihan situs-situs bersejarah utama, yang banyak di antaranya rusak parah selama perang, khususnya oleh Daesh (ISIS). Upaya pemulihan di situs-situs seperti Palmyra, Situs Warisan Dunia UNESCO, diawasi oleh Direktorat Jenderal Purbakala dan Museum. Proyek-proyek pemulihan ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk merevitalisasi warisan budaya Suriah, yang memberikan insentif tambahan bagi wisatawan global untuk berkunjung. Demikian pula, situs-situs bersejarah seperti Benteng Aleppo dan Benteng Kuda diharapkan menarik perhatian internasional karena signifikansi budaya dan sejarahnya.

Selain proyek restorasi berskala besar, inisiatif akar rumput memainkan peran kunci dalam pemulihan Suriah. Komunitas lokal, yang didukung oleh platform daring dan gerakan akar rumput, membantu melestarikan budaya dan sejarah Suriah. Upaya ini dirancang tidak hanya untuk menarik wisatawan internasional tetapi juga untuk melibatkan diaspora Suriah, yang dapat berkontribusi secara signifikan terhadap proses pembangunan kembali dengan menawarkan keahlian mereka dalam pariwisata dan pelestarian budaya.

Tantangan dan Hambatan yang Berkelanjutan

Meskipun prospek sektor pariwisata Suriah tampak menjanjikan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Infrastruktur negara tersebut—terutama di bidang-bidang seperti hotel, transportasi, tempat makan, dan layanan wisata—memerlukan investasi besar untuk memenuhi standar internasional. Ada pula masalah keamanan di wilayah-wilayah tertentu, yang dapat menghalangi beberapa wisatawan. Selain itu, lanskap politik internasional yang rapuh dan kepercayaan yang rapuh antara Suriah dan banyak negara asing menghadirkan kendala tambahan.

Organisasi-organisasi kemanusiaan telah menekankan perlunya stabilitas berkelanjutan dan reformasi politik untuk memastikan bahwa Suriah dapat mencapai pemulihan jangka panjang dalam bidang pariwisata. Meskipun negara tersebut telah membuat kemajuan, masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah tata kelola, masalah keamanan, dan lingkungan politik yang lebih luas.

Jalan Menuju Pemulihan

Meskipun menghadapi rintangan berat, upaya Suriah untuk menghidupkan kembali industri pariwisata merupakan upaya berani untuk membentuk kembali citra globalnya. Negara ini berupaya keras untuk beralih dari wilayah yang dilanda perang menjadi destinasi yang terkenal karena warisan budayanya yang kaya dan pemandangan alam yang menakjubkan. Dengan memanfaatkan situs bersejarah, keindahan alam, dan keahlian diasporanya, Suriah berharap dapat menghidupkan kembali industri pariwisata dan memacu pertumbuhan ekonomi.

Seperti AlUla, yang berhasil memadukan warisan dengan pembangunan modern, Suriah bertujuan untuk merevitalisasi ekonominya dan menjalin hubungan internasional yang lebih kuat melalui pariwisata. Meskipun masih banyak tantangan, pelonggaran sanksi dan meningkatnya minat dari investor menandakan perubahan positif. Seiring berjalannya waktu, sektor pariwisata Suriah dapat kembali menjadi pilar utama ekonominya, membantu negara tersebut membangun kembali dan bergabung kembali dengan komunitas global sebagai tujuan wisata yang disegani.

iklan

Bagi On:

Berlangganan Buletin kami

MITRA

di-TTW

Berlangganan Buletin kami

Saya ingin menerima berita perjalanan dan pembaruan acara perdagangan dari Travel And Tour WorldSaya sudah membaca Travel And Tour World'sPemberitahuan Privasi.

Pencarian dari Google